Sejak awal, Pendiri Parsyarikatan Muhammadiyah KH Ahmad Dahlan ingin mengajak umat Islam untuk mengamalkan ajaran Islam dengan sungguh-sungguh dalam karya nyata. Beliau belum merasa puas dan senang apabila pemahaman Islam yang sudah dimiliki tidak terlaksana dalam konteks sehari-hari.
Demikian dikatakan anggota Majelis Tarjih PP Muhammadiyah Dr Afifi Fauzi Abbas dihadapan ratusan guru sekolah Muhammadiyah se-Tangerang Selatan di Ciputat, saat mengisi acara Baitul Arqam Muhammadiyah. Afifi menjelaskan Kiai Dahlan mengajarkan bahwa Muhammadiyah merupakan gerakan Islam. Karena sifat Islam itu sendiri adalah bergerak. Jika ada umat Islam yang tidak bergerak, hanya statis, ini merupakan indikasi adanya kekurangan, kesalahpahaman, atau ketidakbenaran dalam pemahaman Islamnya, ucapnya.
Kekurangan, kesalahpahaman, dan ketidakbenaran, terang Afifi, bisa berupa belum meresapnya Islam dalam jiwa. Atau mungkin juga disebabkan adanya hal-hal lain yang mencampuri ajaran Islam seseorang, seperti takhayyul, bidah, dan churafat, (TBC), sehingga Islamnya menjadi beku dan statis.
Dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini menjelaskan Kiai Dahlan membangun Muhammadiyah bukan didasarkan pada teori-teori yang terlebih dahulu dirumuskan secara ilmiah dan sistematis. Tetapi didasarkan pada apa yang diresapinya dari pemahaman agama yang bersumber dari al-Quran dan Hadits yang segera beliau wujudkan dalam karya nyata, ujarnya.
Makanya dengan demikian, tambahnya, Kiai Dahlan lebih tepat dikatakan sebagai seorang ulama praktisi, bukan ulama teoritisi. Walaupun, dia mengakui, saat ini di tengah semakin berkembangnya Muhammadiyah, banyak dari pengikut dan simpatisannya justru semakin semakin jauh dari sumber gagasan Kiai Dahlan tersebut.
Hal ini menyebabkan terjadinya kekaburan penghayatan terhadap dasar-dasar pokok dan cita-cita yang menjadi daya pendorong dalam menggerakkan Muhammadiyah, tuturnya.
Sementara itu, Ketua Panitia Baitul Arqam Muhammadiyah Abah Taher Lamatapo mengatakan kegiatan ini merupakan acara pengkaderan formal di lingkungan Muhammadiyah, termasuk kepada para guru-guru yang mengajar di sekolah-sekolah Muhammadiyah. Semua wajib mengikuti ucapnya.
Sementara itu, Ketua Panitia Baitul Arqam Muhammadiyah Abah Taher Lamatapo mengatakan kegiatan ini merupakan acara pengkaderan formal di lingkungan Muhammadiyah, termasuk kepada para guru-guru yang mengajar di sekolah-sekolah Muhammadiyah. Semua wajib mengikuti ucapnya.
Melalui kegiatan ini, dia mengharapkan, militansi para guru untuk mengajar sekaligus mendakwahkan Islam semakin termotivasi. Agar para guru tersebut tidak sekedar mencari hidup di Muhammadiyah, tapi berjuang melalui Parsyrikatan Muhammadiyah
Hal ini sejalan dengan pesan Kiai Dahlan, hidup-hidupilah Muhammadiyah, jangan mencari hidup di Muhammadiyah, pungkasnya. (cr-12)
Hal ini sejalan dengan pesan Kiai Dahlan, hidup-hidupilah Muhammadiyah, jangan mencari hidup di Muhammadiyah, pungkasnya. (cr-12)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar